Di Balik Gegap Gempita KPCI 2013


vivi lomba cerpen

Vivi lolos tersaring menjadi peserta Konferensi Penulis Cilik Indonesia (KPCI) 2013. Itukah kebanggaan utama yang kurasakan?

Bukan. Bila di sosial media aku suka pamer keikutsertaan si sulung itu sih karena kebiasaan suka narsis aja 😉  Lagian emak gak gape apa-apa macam aku ini apa lagi sih yang mau dipamerin kalau bukan anaknya? Mohon maklum yaaa… 😀  *hindari timpukan massa 😉

Stalking segala aktivitas sinok (panggilan nJawani untuk anak perempuan) melalui akun twitter @KaKaPeKa maupun teman-teman penulis yang kebetulan menjadi juri di sana cukup mengobati kerinduanku padanya. 4 hari loh berjauhan dengan gadis kecilku, hal yang belum pernah terjadi sepanjang 9 tahun dia menjadi putriku. Mana kuat enggak rindu. Jadi senang sekali manakala aktivitas para peserta KPCI 2013 bisa kuikuti dengan detail. Namun bukan itu semua yang bikin aku bangga dan terharu luar biasa.

Setengah enam pagi sinok sudah telpon, mengabarkan bahwa dia sudah mandi dan bersiap-siap sarapan. Biasa ya kedengarannya? No, it’s such an amazing thing for me. Dalam kesehariannya sinokku tidaklah sesigap itu. Saat dia sendiri, jauh dari emaknya, tak ada siapa-siapa yang meladeni, ternyata justru dia bisa mandiri. Bayangan domestic hullabaloo yang dia ciptakan sehari-hari di rumah silih berganti muncul di benakku. Ribut baju apa yang mau dipakai, susah bangun pagi, sarapan enggak doyan, klelat-klelet (lamban beraktivitas) dan masih banyak hal lain yang selalu nyinyir dikomentari emaknya. Ternyata sinokku bisa mematahkan semua keraguanku saat melepas keberangkatannya ke Jakarta tanpa kudampingi.

Betul juga kata peribahasa Jawa yang artinya saat berdekatan semua terasa jelek, begitu jauh barulah kita sadar akan kebaikannya (maaf peribahasa tidak dikutip karena menurutku kasar bunyinya 😀 ). Itulah yang terjadi kalau suka underestimate pada anak, serba khawatir jangan-jangan nanti dia di sana tak bisa apa-apa sendiri. Ternyata anak-anak itu punya daya juang sendiri, mereka fine dan fun aja tuh nyatanya.

Yes, di balik gegap gempita KPCI 2013 ada kebanggaan sederhana dan keharuan mendalam yang kurasakan. Anakku ternyata sudah bisa mandiri. Ibu bangga padamu Vivi sayaaanggg…. Tissue mana tissuuuueee…. 😥

Published by

Uniek Kaswarganti

I'm a proud mom of two lovely kids, who prefer to read and write in my spare time. I like to write everything in my daily activities, give simple comments on products I wore, make reviews of books, films, and some more things interest me. It's open for everybody to contact me for any kind of job review or getting a testimoni of their products, do not hesitate ;)

26 thoughts on “Di Balik Gegap Gempita KPCI 2013”

  1. Begitulah rasanya kalau jadi orang tua maunya sih ga mau pisah sama anaknya, padahal anaknya biasa-biasa aja. Itu cuma sebentar dan pasti cepat pulang, lha nanti kalau si nok nikah…………bakalan ditinggalin anak beneran lho….

    Like

  2. jd inget waktu dulu aku mau mondok, lum bisa nyuci aku diajarin nyuci sama ibuku.. ibuku nangis tiap kali makan inget aku.. padahal aku di pondok biasa saja.. maklum, aku anak yg dimanja.. makanya ibu lum 100% percaya kalo ternyata aku bisa tanpa orgtua disampingku.. 12 tahun (lulus SD)..
    eh… malah sampe skrg keterusan,? merantauu teruuuussss……………

    Like

  3. aaaaach,,Mak,,kalo anak udh mandiri tu kita berasa ngga ada kerjaan ya,,biasanya apa2 kita,,tp mak unik pantes bangga kok ama vivi yg punya prestasi,,kalo anakku mulai apa2 sndiri,,aku kdg2 suka manyun,,trs aku hrs apa? *curcol*

    Like

Monggo, ditunggu komennya yaaa...