Berduet dengan Vivi, mungkinkah?


06032011278Berduet dengan Vivi, mungkinkah? Itu yang akhir-akhir ini terlintas dalam benakku. Memangnya kami berdua ini penyanyi ya? 😀

Bukan, tak semacam Bing Slamet yang menggandeng Adi  (kelihatan penulis udah uzur ya 😉 ). Atau mendiang Diana Nasution yang melahirkan Ello sebagai generasi penyanyi berikutnya. Berduet tak harus dalam urusan menyanyi saja kan?

Vivi, sulungku yang pada bulan Juni lalu berusia 9 tahun, mulai menampakkan kesukaannya pada dunia tulis menulis sejak emaknya jadi penggila kuis (itu duluuuu…, sekarang sudah agak insyaf) 😀  Dia sering cemberut saat menerima paketan yang rata-rata isinya buku untuk emaknya.

Vivi : Ibu koq beli buku secara online terus sih? Boros tau….
Ibu : Lho, ibu gak beli apa-apa tuh, Nok.
Vivi : Ini terus kirimannya siapa?
Ibu : (melihat nama pengirim) Oooo… hadiah ikutan kuis A.

Percakapan itu terulang hingga berkali-kali saat kuis B, giveaway C maupun hadiah nulis artikel lainnya berdatangan. Gemes kali ya Vivi. “Kok aku nggak pernah dapet kayak gitu sih, Bu?”. Pernah terlontar begitu. “Emang Ibu dapet hadiah gitu ngapain aja sih? Perasaan ibu kan pesbukan mulu.”  Hmmm… jujur itu kadangkala menyakitkan, sodara-sodara 😉

Itu tadi introduction tentang mulainya Vivi berkutat dengan dunia ‘kirim-mengirim naskah’. Sejak kecil dia memang sudah gemar membaca. Siapa dulu donk emaknyaaaa…. *maaf dilarang mual. Gemar dan mengidola pada penulis cilik tertentu membuatnya mulai tergerak untuk menulis cerita ala idolanya itu. Apalagi saat sering melihat emaknya ‘nguplek’ bikin tulisan yang entah mau dikirim kemana. Bertanyalah dia ini dan itu, yang harus juga dijawab inu dan iti 😀  Terinfeksi lah dia virus nulis maupun ngeblog.

Hingga akhirnya setelah meguru pada seorang penulis buku anak, Vivi mendapatkan jalan untuk menyalurkan hasrat ‘menarsiskan’ tulisannya itu 😉  Event pertama yang diikutinya menghasilkan antologi Aku Pasti Bisa, terbit independen di bawah bendera Antar Nusa.

ternyata aku bisa

Meskipun namanya tidak tercantum di halaman muka, sinokku ini sudah cukup senang.

Kali kedua mengikuti event menulis, dia mencoba menaikkan sedikit tingkat kesulitannya. Bila antologi yang pertama itu langsung muat tanpa seleksi, di kesempatan berikutnya Vivi ikut event menulis dari salah satu penerbit mayor. Bertajuk aku dan lingkungan, si sulung pun mulai memeras ide untuk menulis. Mencari tulisan yang lain dari umumnya yang akan ditulis seorang anak mana kala membicarakan tentang lingkungan.

Tas Ramah Lingkungan – Savitri Nurudzaati

Drama cerita tentang termuatnya tulisan Vivi itu pernah kutulis di sini. Saat ini dia masih menunggu terbitnya buku tersebut (emaknya nunggu transferan honor, ihiiiiirrrrr). Terus jadi kepikiran deh, kenapa juga dia harus terus nulis antologi bersama orang lain melulu. Kenapa kagak sama emaknya aja, kenapaaa… kenafaaaaa???

Asyik kan misalnya nih, nulis buku berjudul “Teror Emak Crigis”, atau “Ibuku Manis Ibuku Narsis”, bahkan “Oh Ibu Oh Mambu” dimana kami berdua bisa menulis satu benang merah kisah kami berdua dari dua sisi. Aku yang sok otoriter dalam kaca mata anakku, sedangkan sebaliknya aku mengulas kepeningan meng-handle anak yang sok imut, sok pinter dan sok menasihati orang tuanya. Itu misaaaalll…. misal saja lho ya, aslinya kami tidak begitu 😉

Semisal novel nih ya, biasanya kan rata-rata membutuhkan tulisan hingga 100 halaman lebih. Kalau aku sendiri yang biasanya hanya mampu menulis cerpen maksimum 8 halaman, menulis sendiri hingga sekian halaman rasanya berat. Tentu lebih ringan bila ada partner dalam satu buku. Nah, Vivi yang jiwa menulisnya sedang bergelora ini pas banget diajak berduet.

Ibu : Kita bikin buku berdua yuk, Nok.
Vivi : Ha? Gak salah itu Bu, masak aku harus bikin tulisan kayak orang tua gitu.
Ibu : Maksudnya?
Vivi : Ibu kan udah tua, tulisannya gitu-gitu aja. Beda donk ama aku, kan tulisannya masih fresh, anak-anak gitu.
Ibu : (grrrrr….. can’t say more)

Sepertinya butuh pembuktian nih kepada anak sendiri bahwa kolaborasi tulisan ibu dan anak itu nantinya ‘renyah’ untuk dinikmati. Jadi berduet dengan Vivi, mungkinkah?  Mungkin donk aaahh… apanya yang enggak mungkin. Tahun 2014 tepat sekali dicanangkan sebagai tahun monumental untuk kami berdua bila keinginan ini bisa tercapai. Apalagi bila buku ini bisa kelar sebelum 25 Juni 2014. Kenapa harus tanggal itu, apa istimewanya?

Istimewa banget nih, hari itu kan tepat Vivi berusia 10 tahun. Tentu buku itu akan menjadi kado terindah tak hanya buatnya, tapi juga untukku yang mampu menambah tingkat percaya diri buah hatiku tercinta dalam menuangkan ide-idenya ke dalam tulisan. Tapi teknisnya gimana ya? Terus terang aku baru bisa ikut-ikutan event antologi yang tidak mengharuskan aku berpikir ribet mencari penerbit yang mau menerima tulisan. Saat ikut event dari penerbit indie, mereka pasti sudah punya PJ (penanggung jawab) yang mengurus terkumpulnya naskah. Aku tinggal menulis saja. Adapun bila ikut event dari penulis mayor ya tinggal mikir nulis naskah saja. Berusaha terbaik dan berdoa semoga editor berkenan dengan tulisanku.

Lalu, untuk proyek duetku ini gimana dong? Mesti keliling-kelilingkah aku mencari jodoh untuk naskah kami berdua ini? Yah namanya ikhtiar ya, harus berusaha dong, masak rejeki akan datang begitu saja tanpa kita berusaha untuk menghampirinya. Tapiiii…. agar bisa dicetak dan berada di tangan pada tanggal 25 Juni apa bisa terlalu berharap pada penerbit mayor? Jadi ingat salah satu sahabat blogger yang aktif berkarya membuat buku melalui jalur indie. Karyanya pun bisa segera sampai ke para pembacanya dengan manis. Sounds good ya sepertinya cara yang ditempuh beliau ini.

Oke lah kalau begitu, siap-siap menyatukan ide dengan putri tercinta ah.  Semoga semesta mendukung kita Nak 😉  Jadi nanti bila ada salah satu teman ibu yang bertanya : Berduet dengan Vivi, mungkinkah?  Jawab saja OF COURSE… NOTHING’S IMPOSSIBLE ya Sayang 😉

Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan:Proyek Monumental Tahun 2014

Published by

Uniek Kaswarganti

I'm a proud mom of two lovely kids, who prefer to read and write in my spare time. I like to write everything in my daily activities, give simple comments on products I wore, make reviews of books, films, and some more things interest me. It's open for everybody to contact me for any kind of job review or getting a testimoni of their products, do not hesitate ;)

49 thoughts on “Berduet dengan Vivi, mungkinkah?”

      1. Bukan masalah pantes gak pantes, Mbak..
        Tapi mirip nama Mbak, unik banget lho…
        Misalkan nie nemuin masalah kenapa Vivi cuma dapat uang saku 5,000 dari Sisi Mbak cerita kenapa cuma dikasih 5,000 dan Vivi pun bercerita dari kacamata dia…yang dia merasa kurang atau Maminya gak adil, ha ha ha

        Ditunggu, Mbak…
        Aku janji beli deh kalau terbit…janji, ni..janji…tagih deh kalau gak beli 😛

        Like

    1. punya mba, monggo bila ingin baca2 kicauan putriku di savitri-nurudzaati[dot]blogspot[dot]com, satunya lagi di vivi-savitri[dot]blogspot[dot]com. Ini lagi ikut2an emaknya bikin di wordpress, tapi masih amburadul hihihii…

      Like

  1. bukunya dibikin 2 versi mbak. pandangan ortu terhadap anak, maunya anak terhadap ortu atau bisa juga bikin tips moms and daughter. btw, keren ya si vivi kecil2 udah pinter nulis

    Like

  2. HUaaaa…VIviiii…emak kalah keren yaaa? heheee, ayo Mak kamu bisa berduet dengan Vivi… kaya ibu dan anak penyanyi itu looh, nah ini penulis buku…segera antri untuk minta tanda tangan

    Like

  3. proyek yg bener2 brilian..uniek..hehe. Semoga terlaksana proyeknya ya mbak. Seneng bgt pastinya ya, pny anak yg pnya minat dan bakat spt emaknya hehe…

    Like

Monggo, ditunggu komennya yaaa...